Selasa, 12 April 2016

10 CARA BUDIDAYA PARE



Banyak sifat yang bisa diperoleh dari buah pare. Selain sayuran yang dikonsumsi, buah pare juga berkhasiat sebagai obat diabetes, gangguan pencernaan, nafsu makan, obat cacing, sebagai antikanker, antibiotik, antiviral, menurunkan kadar gula darah, serta obat pendertita demam / malaria. Buah pare mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, beta-karoten, lutein fitokimia, likopen, kalori, protein, lemak, karbihidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan sodium. Selain buah, daun pare juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan nya.

Untuk itu juga perlu di kembangkan dan di budida guna untuk mencukupi kebutuhan semua itu dan berikut adalah cara mudah budidaya pare yang menguntungkan dan bernilai ekomis.
Kandungan Dalam Buah Pare
Berikut ini beberapa kandungan dari buah pare dengan takaran per 100 gram: Energi: 29 kal, Protein: 1,1 g, Lemak: 0,3 g, Karbohidrat: 6,6 g, Serat: 1,5 g, Kalsium: 45 mg, Fosfor: 64 mg, Zat Besi: 1,4 mg, Vitamin A: 180 IU, Vitamin B1: 0,08 mg, Vitamin C: 52 mg, Air: 91,2 g.
Syarat Tumbuh
Budidaya tumbuh pare sebenarnya sangat mudah. Pare bisa tumbuh di jenis tanah yang berbeda dengan ketinggian hingga 1.500 m di atas permukaan laut. Untuk tumbuh optimal pada tanah dengan pH 5-6, banyak mengandung humus dan gembur. Pare tanaman tidak memerlukan banyak sinar matahari sehingga dapat tumbuh di tempat yang agak teduh / berbayang.
Teknik Penanaman Pare
Pare tanaman dikembangkan dengan menggunakan biji. Kebutuhan benih untuk lahan seluas 100 m² sebanyak 70 gram. Sebelum menanam bibit dipilih dengan memasukkan benih ke dalam air. Benih yang mengapung harus dibuang, sedangkan biji yang tenggelam bisa ditanam. Benih dapat ditanam langsung dilahan atau berkecambah.
Lahan yang akan ditanami pare cangkul sampai gembur, kemudian membuat tempat tidur dengan lebar 1,5 m, tinggi 25 cm dan panjang untuk menyesuaikan lahan. Tanah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak £ 100 mendarat 100 m². jarak 0,75 m x 0,75 m. Lubang tanam ditugal dengan kedalaman 3-5 cm. Bibit dimasukkan ke dalam lubang sebanyak 2-3 biji tanaman pare. Setelah itu ditutup dengan tanah. Selang 4-7 hari setelah tanam benih pare dapat tumbuh.
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Namun, jika curah hujan tinggi harus dipertimbangkan agar air tidak menggenang selokannya dilahan. Setelah usia dua minggu atau tinggi tanaman mencapai 50 cm, terbuat dari high-1,5 sampai 2 meter. Hal ini dibuat dengan tujuan untuk menyebarkan sulur tanaman sulur-. Pare propagasi juga dapat dilakukan dengan saham atau teralis yang bisa dibuat dari bambu.
Setelah usia tiga minggu, tanaman harus pare sudah bercabang dan cabang-cabang dipotong atau dilakukan pemangkasan agar tunas tumbuh sehingga bisa menyebar lebih produksi. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa dari cabang lain yang tumbuh di batang hingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah yang akan dipangkas. Pemangkasan kedua dapat dilakukan pada usia 6 minggu untuk memangkas cabang-cabang yang telah menjadi tua dan tidak lagi serta daun dan cabang tua rusak oleh hama.
Pemupukan
Selain pupuk organik, pupuk buatan juga diberikan kepada pare tanaman. Dapat diberikan 2-3 kg pupuk NPK per 100 m² atau menggunakan Urea, TSP, KCl dalam rasio 1: 2: 2 sebanyak 15 gram setiap tanaman (3 g urea, 6 gram TSP dan 6 gram KCl) . Pemupukan dilakukan oleh pupuk TPA di sekitar tanaman sejauh 10 cm dari batang.
Pemupukan harus dilakukan pada tanaman berumur satu bulan bersama dengan penyiangan. Setelah 1,5-2 bulan tanaman berumur mulai berbunga pare dan bunga betina yang muncul bisa menjadi buah. Pare bunga dan bertangkai panjang kuning.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Tanaman pare jarang terserang hama penyakit, namun ada beberapa hama dan penyakit yang dapat meyerang pare diantaranya adalah :
  • Hama lembing atau oteng-oteng (Epilachma sparsa)
Hama ini bulat runcing, warna merah dengan bintik-bintik hitam sebanyak 12-26 buah. Hama ini menyerang daun dan serangan yang parah daun pergi, hanya menyisakan tulang daun.
Pengendaliannaya antara cara lain dapat dilakukan dengan mengambil telur, larva atau lembing, ditangkap lalu dimatikan. Bisa juga dilakukan dengan rotasi tanaman. Jika sudah parah bisa diterapkan insectisida bahan aktif carbaryl (Sevin 85 SP, Truper 3 GR).
  • Penyakit embun bulu (Pseudoperenospora cubensis)
Gejala yang terlihat ketika daun bagian atas bintik-bintik kuning, sedangkan daun yang lebih rendah bulu ungu. Tindakan pencegahan adalah untuk menjaga kondisi tanah yang tidak terlalu lembab. Jika sudah parah bisa diterapkan fungisida dengan bahan aktif propineb (Trivia 73 WP), mandipropamid (Revus 250 SC), metalaksil (Metalax 35 SD).
  • Lalat buah (Dacus cucurbitae Cog)
Buah pare serangan lalat dengan menempatkan telur mereka dalam buah. Setelah menetas, ulat makan buah sehingga menjadi rusak. Daging buah tidak bisa dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Penampilan luar dari daging buah sehat tetapi setelah penampilan terbuka daging dipenuhi belatung.
Ketika menyerang batang, maka batang akan membengkak seperti bisul. Untuk mencegah hama ini dapat dilakukan membungkus buah muda dengan menggunakan kertas atau daun pisang kering. Bisa juga menggunakan perangkap serangga yang ditempatkan di sekitar pare tanaman, sehingga lalat buah yang ada di sekitar dapat ditangkap dan mati di daerah tangkapan.
Penyiangan Dan Pembubuhan
Penyiangan dan pembubunan dan menjaga kebersihan di sekitar tanaman dari gulma dan sisa tanaman membusuk, harus dilakukan karena kondisi tersebut sesuai dengan lalat buah yang tumbuh dan berkembang. Ketika ada serangan dapat dikendalikan dengan penyemprotan jalan insectisida bahan aktif deltametrin (Decis 25 EC), profenofos (Curacron 500 EC), imidakloprid (Winder 25 WP).
Panen dan Pasca Panen
Pare bisa dipenen sekitar usia 2,5 bulan setelah tanam. Buah pare dipanen tidak boleh terlalu lama karena akan mempengaruhi rasa. Pare tanaman siap panen saat buah telah memiliki jerawat dan keriput masih agak ketat dan plot belum melebar. Panen terlambat akan menyebabkan pare pare tidak enak.
Pare adalah cara untuk memanen potong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting. Tanaman terawat dapat menghasilkan 30 pare setiap pohon. Pacsca penanganan panen dilakukan dengan mengumpulkan pare ke dalam keranjang bambu secara teratur dan rapi.
Dalam rangka untuk pare kulit tidak rusak, dicari tidak terlalu banyak gesekan, termasuk di pengangukutan berusaha untuk tidak guncangan keras. Untuk daya tahan, dapat pare dismpan pada suhu 10-20ยบ C. pare Panen dapat dilakukan dengan interval 5-7 hari sampai usia 4 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar