Banyak sifat yang bisa diperoleh
dari buah pare. Selain sayuran yang dikonsumsi, buah pare juga berkhasiat
sebagai obat diabetes, gangguan pencernaan, nafsu makan, obat cacing, sebagai
antikanker, antibiotik, antiviral, menurunkan kadar gula darah, serta obat
pendertita demam / malaria. Buah pare mengandung vitamin A, vitamin B,
vitamin C, beta-karoten, lutein fitokimia, likopen, kalori, protein, lemak,
karbihidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan sodium. Selain
buah, daun pare juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan nya.
Untuk itu juga perlu di kembangkan dan di budida guna untuk
mencukupi kebutuhan semua itu dan berikut adalah cara mudah budidaya pare yang
menguntungkan dan bernilai ekomis.
Kandungan Dalam Buah Pare
Berikut ini beberapa kandungan dari
buah pare dengan takaran per 100 gram: Energi: 29 kal, Protein: 1,1 g, Lemak:
0,3 g, Karbohidrat: 6,6 g, Serat: 1,5 g, Kalsium: 45 mg, Fosfor: 64 mg, Zat
Besi: 1,4 mg, Vitamin A: 180 IU, Vitamin B1: 0,08 mg, Vitamin C: 52 mg, Air:
91,2 g.
Syarat Tumbuh
Budidaya tumbuh pare sebenarnya
sangat mudah. Pare bisa tumbuh di jenis tanah yang berbeda dengan ketinggian
hingga 1.500 m di atas permukaan laut. Untuk tumbuh optimal pada tanah dengan
pH 5-6, banyak mengandung humus dan gembur. Pare tanaman tidak memerlukan
banyak sinar matahari sehingga dapat tumbuh di tempat yang agak teduh /
berbayang.
Teknik Penanaman Pare
Pare tanaman dikembangkan dengan
menggunakan biji. Kebutuhan benih untuk lahan seluas 100 m² sebanyak 70 gram.
Sebelum menanam bibit dipilih dengan memasukkan benih ke dalam air. Benih yang
mengapung harus dibuang, sedangkan biji yang tenggelam bisa ditanam. Benih
dapat ditanam langsung dilahan atau berkecambah.
Lahan yang akan ditanami pare
cangkul sampai gembur, kemudian membuat tempat tidur dengan lebar 1,5 m, tinggi
25 cm dan panjang untuk menyesuaikan lahan. Tanah dicampur dengan pupuk kandang
sebanyak £ 100 mendarat 100 m². jarak 0,75 m x 0,75 m. Lubang tanam ditugal
dengan kedalaman 3-5 cm. Bibit dimasukkan ke dalam lubang sebanyak 2-3 biji
tanaman pare. Setelah itu ditutup dengan tanah. Selang 4-7 hari setelah tanam
benih pare dapat tumbuh.
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari
pada pagi dan sore hari. Namun, jika curah hujan tinggi harus dipertimbangkan
agar air tidak menggenang selokannya dilahan. Setelah usia dua minggu atau
tinggi tanaman mencapai 50 cm, terbuat dari high-1,5 sampai 2 meter. Hal ini
dibuat dengan tujuan untuk menyebarkan sulur tanaman sulur-. Pare propagasi
juga dapat dilakukan dengan saham atau teralis yang bisa dibuat dari bambu.
Setelah usia tiga minggu, tanaman
harus pare sudah bercabang dan cabang-cabang dipotong atau dilakukan
pemangkasan agar tunas tumbuh sehingga bisa menyebar lebih produksi. Pilih dua
cabang yang paling besar dan sehat. Sisa dari cabang lain yang tumbuh di batang
hingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah yang akan dipangkas. Pemangkasan
kedua dapat dilakukan pada usia 6 minggu untuk memangkas cabang-cabang yang telah
menjadi tua dan tidak lagi serta daun dan cabang tua rusak oleh hama.
Pemupukan
Selain pupuk organik, pupuk buatan
juga diberikan kepada pare tanaman. Dapat diberikan 2-3 kg pupuk NPK per 100 m²
atau menggunakan Urea, TSP, KCl dalam rasio 1: 2: 2 sebanyak 15 gram setiap
tanaman (3 g urea, 6 gram TSP dan 6 gram KCl) . Pemupukan dilakukan oleh pupuk
TPA di sekitar tanaman sejauh 10 cm dari batang.
Pemupukan harus dilakukan pada
tanaman berumur satu bulan bersama dengan penyiangan. Setelah 1,5-2 bulan tanaman
berumur mulai berbunga pare dan bunga betina yang muncul bisa menjadi buah.
Pare bunga dan bertangkai panjang kuning.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Tanaman pare jarang terserang hama penyakit, namun ada
beberapa hama dan penyakit yang dapat meyerang pare diantaranya adalah :
- Hama lembing atau oteng-oteng (Epilachma sparsa)
Hama ini bulat runcing, warna merah dengan bintik-bintik
hitam sebanyak 12-26 buah. Hama ini menyerang daun dan serangan yang parah daun
pergi, hanya menyisakan tulang daun.
Pengendaliannaya antara cara lain dapat dilakukan dengan
mengambil telur, larva atau lembing, ditangkap lalu dimatikan. Bisa juga
dilakukan dengan rotasi tanaman. Jika sudah parah bisa diterapkan insectisida
bahan aktif carbaryl (Sevin 85 SP, Truper 3 GR).
- Penyakit embun bulu (Pseudoperenospora cubensis)
Gejala yang terlihat ketika daun bagian atas bintik-bintik
kuning, sedangkan daun yang lebih rendah bulu ungu. Tindakan pencegahan adalah
untuk menjaga kondisi tanah yang tidak terlalu lembab. Jika sudah parah bisa
diterapkan fungisida dengan bahan aktif propineb (Trivia 73 WP), mandipropamid
(Revus 250 SC), metalaksil (Metalax 35 SD).
- Lalat buah (Dacus cucurbitae Cog)
Buah pare serangan lalat dengan menempatkan telur mereka
dalam buah. Setelah menetas, ulat makan buah sehingga menjadi rusak. Daging
buah tidak bisa dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung.
Penampilan luar dari daging buah sehat tetapi setelah penampilan terbuka daging
dipenuhi belatung.
Ketika menyerang batang, maka batang akan membengkak seperti
bisul. Untuk mencegah hama ini dapat dilakukan membungkus buah muda dengan
menggunakan kertas atau daun pisang kering. Bisa juga menggunakan perangkap
serangga yang ditempatkan di sekitar pare tanaman, sehingga lalat buah yang ada
di sekitar dapat ditangkap dan mati di daerah tangkapan.
Penyiangan Dan Pembubuhan
Penyiangan dan pembubunan dan
menjaga kebersihan di sekitar tanaman dari gulma dan sisa tanaman membusuk,
harus dilakukan karena kondisi tersebut sesuai dengan lalat buah yang tumbuh
dan berkembang. Ketika ada serangan dapat dikendalikan dengan penyemprotan
jalan insectisida bahan aktif deltametrin (Decis 25 EC), profenofos (Curacron
500 EC), imidakloprid (Winder 25 WP).
Panen dan Pasca Panen
Pare bisa dipenen sekitar usia 2,5 bulan
setelah tanam. Buah pare dipanen tidak boleh terlalu lama karena akan
mempengaruhi rasa. Pare tanaman siap panen saat buah telah memiliki jerawat dan
keriput masih agak ketat dan plot belum melebar. Panen terlambat akan
menyebabkan pare pare tidak enak.
Pare adalah cara untuk memanen
potong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting. Tanaman terawat dapat
menghasilkan 30 pare setiap pohon. Pacsca penanganan panen dilakukan dengan
mengumpulkan pare ke dalam keranjang bambu secara teratur dan rapi.
Dalam rangka untuk pare kulit tidak
rusak, dicari tidak terlalu banyak gesekan, termasuk di pengangukutan berusaha
untuk tidak guncangan keras. Untuk daya tahan, dapat pare dismpan pada suhu
10-20ยบ C. pare Panen dapat dilakukan dengan interval 5-7 hari sampai usia 4
bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar