Selasa, 12 April 2016

BUDIDAYA SELADA YANG BENAR



Cara Budidaya Selada – Ada 2 kelompok budidaya selada yang berada di Indonesia, untuk yang pertama ialah selada daun yang memiliki bentuk korp yang bulat lepas, daunnya memiliki bentuk lebih mengembang. Selain bentuk korp, ada pula bentuk korp yang lonjong atau bulat, bentuk ini jauh lebih padat.
Dari jenis tersebut yang terbanyak ialah selada daun, bentuk daunnya lebih bergelombang dan berkerut-kerut. Ia sangat populer dengan sebutan selada keriting. Selada ini sering di tanam pada daerah yang tropis atau yang panas.

Gambar Tanaman Selada
Untuk jenis selada keriting, ia dapat tumbuh di perkotaan yang panas seperti Jakarta. penasaran bagaimana cara budidaya selada?
Pemilihan benih
Ketika pemilihan benih, Anda harus menentukan selada apa dulu yang ingin Anda tanam. Berikut beberapa jenis selada yang bisa Anda tanam, antara lain:
  • Selada bokor. Selada ini bisanya digunakan untuk sandwich dan burger. Ia juga bisa digunakan untuk membuat salad yang dingin, segar dan renyah,
  • Selada boston. Untuk selada yang satu ini, daunnya begitu lembut serta memiliki warna hijau, dan sangat bernutrisi,
  • Selada loose leaf. Warnanya berwarna hijau terang, ia tahan terhadap suhu yang jauh lebih hangat bila dibanding dengan jenis selada lain.
Selada ini di perbanyak dengan menggunakan biji atau benih. Untuk media penyemaian, Anda bisa memilih seperti daun pisang, tray, polybag, hingga tanah yang tercetak di atas bedengan. Jika ingin melakukan budidaya di tanah bedengan, Anda harus menyiapkan bedengan dengan lebar sekitar 1 meter serta tinggi 15 cm, panjang bedengan bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Posisi dari bedengan harus berada di tempat yang terbuka.
Setelah menyiapkan bedengan, Anda bisa mencampurkan pupuk kandang serta tanah arang sekam dengan menggunakan perbandingan yang sama. Pupuk kandang yang Anda gunakan harus benar-benar matang untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme yang tidak di inginkan. Kegunaan dari pupuk ini untuk memperkaya nutrisi. Derajat keasaman untuk budidaya ini ialah PH 5 hingga 6,8.
Siram media penyemaian dengan menggunakan air agar memberi kelembaban ke benih yang nantinya Anda taburi, usahakan jangan menggenang karena dapat membusukkan selada. Tebar benih dengan merata, padatnya penebaran benih ini ialah 100 gram per 100 meter. Pada tahap ini, perawatan yang dilakukan ialah penyiraman secara rutin.
Penyiangan gulma serta pengawasan hama juga tidak boleh terlewatkan. Bibit selada bisa Anda pindahkan setelah memiliki daun 4 hingga 5 helai atau mempunyai umur 3 hingga 4 minggu.
Pengolahan lahan serta penanaman bibit
Agar dapat memperkaya humus pada tanah, Anda bisa mencampur dengan menggunakan pupuk kandang, untuk jumlah pupuk kandang sendiri ialah 20 ton di gunakan untuk 1 hektar, jika Anda menggunakan pupuk kompos, jumlah yang disarankan ialah 2 kg per meter, pemberian pupuk organik ini memiliki tujuan sebagai penggembur lahan serta memperbanyak aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Setelah di campur pupuk, diamkan selama kurang lebih 2 hari, dan haluskan dengan penyangkulan.
Setelah lahan Anda siap, segera pindahkan bibit dari tempat penyemaian. Di dalam memindahkan tanaman, akan lebih baik mengangkat tanah yang menyangga perakaran. Besar serta dalam lubang bisa Anda sesuaikan, pengaturan jarak tanam 10 x 15 cm.

·        Perawatan
Dalam cara budidaya selada yang harus Anda perhatikan ialah perawatan. Perawatan yang bisa Anda lakukan seperti penyiraman, pemupukan serta penyiangan. Untuk penyiraman lebih baik di sesuaikan dengan cuaca yang ada, bila tidak hujan, Anda bisa melakukan penyiraman 2x yakni pagi dan sore. Sebenarnya penyiraman juga bisa dilakukan pada siang hari, namun dengan intensitas yang sedikit guna menghindari layu tanaman.
Walaupun siklus panen yang dimiliki oleh selada ini relatif cepat, akan tetapi penyiangan juga harus dilakukan, karena selada mempunyai akar yang dangkal sehingga daya saingnya jauh lebih rendah bila Anda bandingkan dengan pengganggu. Penyiangan secara teratur ini dilakukan dengan mencabut tanaman-tanaman yang bersifat mengganggu, di dalam budidaya selada di perlukan 1x penyiangan selama masa budidaya.
·        Mengendalikan hama dan penyakit
Di dalam pembudidayaan, jika Anda menggunakan teknik organik, tidak diperbolehkan untuk menyemprot hama serta penyakit menggunakan pestisida yang memiliki kandungan sintetis. Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan dengan cara memperhatikan pola kebersihan kebun, pemupukan, perotasian tanaman. Penyiraman secara teratur dan pemupukan tepat terbukti secara efektif mengendalikan hama.
Akan tetapi, mengendalikan hama yang begitu efektif ialah melakukan budidaya tanaman sehat serta mengatur kebersihan lingkungan contohnya dengan menjaga irigasi agar tetap terjamin, hingga kecukupan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Ini akan berguna untuk kekebalan tubuh dari tanaman tersebut. Di unsur kalium dapat di dapatkan dengan cara penambahan bahan-bahan daun bambu ketika membuat kompos.
·        Masa panen budidaya selada
Budidaya selada ini di panen 20 hingga 30 hari setelah bibit Anda tanam. Jadi, jika di hitung dari penyemaian hingga masa panen, ia membutuhkan waktu kira-kira 40 hingga 60 hari. Untuk produktivitasnya sendiri, ia dapat mencapai 15 hingga 20 ton per hektarnya.
Panen dapat Anda lakukan dengan cara mencabut tanaman hingga ke akar, setelah panen selesai, bagian dari akar selada di cuci, dan daun-daun rusak di buang. Daun selada dikelompokkan dengan berdasarkan pada ukuran, pengerjaan pasca panen ini harus dilakukan dengan sangat cepat serta segera, agar tanaman selada tetap dalam keadaan baik. Bagaimana, tidak sulit bukan mempraktekkan cara budidaya selada? Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar