Selasa, 12 April 2016

BUDIDAYA KELAPA HIBRIDA



Kelapa merupakan salah satu jenis tanaman tropis dengan kegunaan yang sangat beragam. Masyarakat Indonesia tentu sudah sangat akrab dengan beragam penggunaan bagian dari pohon kelapa tidak hanya dari buahnya melainkan juga bagian tanaman kelapa yang lain misalnya batang, daun, serta bunga kelapa. Tidak bisa dipungkiri bahwa kelapa merupakan salah satu komoditas yang penting dalam industri dunia sehingga perkebunan kelapa merupakan salah satu bisnis yang sangat menjanjikan.
Gambar Kelapa Hibrida
Untuk memaksimalkan produksi kelapa, pekebun tentu harus memilih jenis kelapa yang sesuai dan kelapa hibrida merupakan pilihan yang tepat untuk mendapatkan panenan buah kelapa yang jauh lebih banyak dan berkualitas. Tentu pemilihan kelapa hibrida sebagai komoditas perkebunan tidak akan berjalan baik tanpa cara budidaya yang sesuai sehingga pertumbuhan kelapa bisa lebih optimal pula.
Banyak produksi kelapa Indonesia yang berasal dari pohon kelapa tua yang tidak begitu produktif lagi sehingga peremajaan perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi buah kelapa setiap tahunnya. Dari sekian banyak pemanfaatan buah kelapa yang bisa dilakukan, pemanfaatan buah menjadi kopra merupakan salah satu hal umum yang dilakukan di banyak perkebunan kelapa dan memang kopra merupakan komoditas yang sangat penting dalam berbagai jenis industri mulai dari industri minyak hingga industri kosmetik.
Peremajaan
Untuk peremajaan tanaman kelapa yang sudah tua dan tidak lagi produktif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah umur pohon kelapa itu sendiri. Tanaman kelapa yang berumur lebih dari 50 tahun dengan tinggi lebih dari 15 meter merupakan tanaman kelapa yang sudah layak untuk diremajakan dengan tanaman baru. Pohon kelapa yang memproduksi kurang dari tiga butir kelapa setiap tahun yang berarti hanya menghasilkan 0,5 ton kopra per hektar juga perlu diremajakan.

Pembibitan
Untuk pembibitan sendiri, pekebun sebaiknya memilih bibit kelapa hibrida jenis unggul agar produksi buah lebih cepat dan optimal. Persiapan benih dilakukan secara bertahap selama 5-12 bulan sebelum masa tanam yang ditentukan. Bibit yang siap dipindahkan ke lahan tanam adalah bibit yang sudah berusia 5-8 bulan.
Pembuatan Lubang Tanam
Ajir dipasang sepanjang pematang sebagai penanda untuk pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Dalam teknik budidaya kelapa hibrida, jarak tanam yang ideal adalah 5 x 6 meter atau 4 x 7 meter. Lubang tanam digali satu bulan sebelum penanaman bibit dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm. Ukuran lubang tanam ini bisa disesuaikan dengan berat tanah.
Penyesuaian Lubang Tanah
Tanah yang lebih berat membutuhkan lubang tanam yang lebih besar sebaliknya tanah yang lebih ringan membtutuhkan ukuran lubang tanam yang lebih kecil. Sebelum bibit bisa ditanam, 2-4 minggu sebelumnya lubang tanam tersebut perlu ditimbun dengan campuran tanah dan 20 kg pupuk organik maupun pupuk lain sesuai kebutuhan. Barulah bibit bisa ditanam di lubang tanam tersebut dengan cara tanam sedalam 10 cm dari permukaan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Gulma merupakan gangguan besar bagi tanaman kelapa hibrida sehingga dalam teknik menanam kelapa hibrida yang baik, pengendalian gulma perlu dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Gulma perlu dikendalikan setiap dua bulan dengan radius satu meter untuk tanaman kelapa yang masih muda dan radius dua meter untuk tanaman kelapa dewasa.
Pemupukan
Dalam setiap detail cara menanam kelapa hibrida, ada beberapa pemupukan yang diperlukan, tetapi pemupukan ini hanya dilakukan selama dua kali dalam satu tahun. Pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan dengan jumlah pemberian masing-masing pohonnya 100-400 gram pupuk TSP, 500-700 gram pupuk urea, dan 600 gram – 1 kg KCL. Ada tips yang tidak boleh dilupakan yakni pemberian pupuk secara melingkar dengan radius satu meter dari tanaman kelapa yang masih muda dan radius dua meter untuk tanaman dewasa sedalam 15 sentimeter.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pekebun juga perlu awas terhadap serangan beberapa hama pengganggu seperti cendawan Phytophthora yang menyebabkan penyakit busuk tanaman dan bisa dikendalikan dengan fungisida Alliete yang diinjeksikan lewat akar. Selain itu, ada pula hama kumbang penggerek pucuk yang bisa dikendalikan secara alami dengan cendawan Baculvirus dan Metharizium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar