Cara
Menanam Strawberry Secara Hidroponik – Hidroponik adalah tutorial
budidaya tanpa media tanah yang tak menyediakan unsur hara serta adalah tahap
dari pertanian pada kondisi lingkungan terkendali. Strawberi dipertidak sedikit
dengan cara vegetatif dengan memakai sulur alias stolon. Sulur adalah batang
khusus yang timbul dari ketiak daun. Sulur tumbuh sejajar dengan tanah serta
membentuk tunas anakan pada setiap ruas. Pada setiap buku tunas anakan timbul
akar serta tumbuh menjadi tanaman baru. Dari setiap tanaman induk bisa
diperoleh 20 pohon untuk dijadikan bibit. Apabila bibit sudah tumbuh serta
mempunyai 4-5 helai daun maka bisa dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam
15×15 cm. Sebelum dipindahkan bibit wajib diseleksi terlebih dahulu yaitu dipilih
bibit yang sehat serta kuat. Dua bulan kemudian sulur tersebut siap untuk
dipindahkan ke kebun (Herlinayanti, 2003).
Stroberi
tergolong salah satu tanaman yang mudah dipertidak sedikit dengan teknik in
vitro. Dari satu pucuk meristem berkapasitas 0,5-0,7 mm bisa dihasilkan 15-20
pucuk perminggu. Dari 15 pucuk yang diperoleh bisa dibagi menjadi 7-8 kelompok,
masing-masing terdiri dari dua pucuk. Dalam waktu 6-8 minggu kelompok baru
bakal kembali membentuk sejumlah pucuk. Kemudian pucuk-pucuk tersebut kembali
dipecah dalam beberapa kelompok hingga menghasilkan ribuan tanaman (Gunawan,
1996).
Menurut
Gunawan (2008) faktor penting dalam sebelum meperbuat penanaman dalam
greenhouse adalah sterilisasi greenhouse. Sterilisasi diperbuat dengan tujuan
untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorgnisme (telur/larva, virus,
bakteri serta fungi) yang bisa memenyesalkan tanaman. Ada beberapa bahan yang
bisa dipakai dalam sterilisasi antara lain; lysol, formalin serta beberapa tipe
pestisida, dengan cara: Formalin 5% disemprotkan ke seluruh tahap greenhouse
dengan konsentrasi 5 cc/liter air; Dalam waktu 4-5 hari seusai penyemprotan
formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida serta fungisida)
serta diulang hingga 2-3 kali Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse
disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/ liter air serta
Instalasi bak desinfektan kaki agar penyakit tak bisa dibawa ke dalam
greenhouse.
Apabila
ditanam di dalam pot, media wajib mempunyai sifat poros, mudah merembeskan air
serta unsur hara rutin terdapat (Anonymous, 2009a). Sedangkan tanaman stroberi
yang ditanam dalam ruang tertutup (greenhouse) bisa memakai media rockwool
alias arang sekam. Rockwool adalah batu gamping, yang dicampur dengan serat
benang yang diolah pada suhu tinggi (600º C). Arang sekam berasal dari kulit
padi yang dibakar. Kedua media tanam tersebut dipakai untuk penanaman dengan
cara hidroponik. Pada umumnya arang sekam lebih umum dipakai petani untuk
penanaman stroberi bagusa tak mengikat hara. Jadi nutrisi yang diberbagi
terhadap tanaman bisa dikontrol serta tak merusak akar saat tanaman dipindahkan
(Budiman serta Desi, 2005).
Pada
sistem budidaya hidroponik unsur hara esensial yang diperlukan tanaman
disediakan dalam bentuk larutan/nutrisi. Larutan hara dibangun dengan tutorial
melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Beberapa garam tipe pupuk bisa dipakai
untuk larutan hara (Anonymous, 2009b). Salah satu kesusahan didalam penyiapan
larutan hara ini adalah belum diketahuinya dosis unsur hara yang optimal bagi
pertumbuhan tanaman. Pada dosis yang terlalu rendah pengaruh larutan hara tak
nyata, sedangkan pada dosis yang terlalu tinggi bisa mengdampakkan tanaman
mengalami plasmolisis, yaitu keluarnya cairan sel sebab berminat oleh larutan
hara yang lebih pekat (Wijayani, 2000; Marschner, 1986).
Pemupukan
serta Penyiraman (fertigasi) pada budidaya sistem hidroponik umumnya diperbuat
dengan cara bersamaan. Teknis fertigasi bisa diperbuat dengan manual alias
sistem pengairan tetes (Drip irrigation system). Bakal namun teknis fertigasi
paling baik adalah dengan sistem pengairan tetes sebab fertigasi bisa diberbagi
dengan cara merata, meminimalisir tenaga kerja, menghemat waktu. Ada beberapa
faktor yang butuh diperhatikan dalam sistem pengairan tetes yaitu; nilai air
(sumber air) wajib bersih serta leluasa dari penyakit serta bahan kimia, nilai
nutrisi dengan komposisi hara wajib dengan kebutuhan tanaman serta mempunyai
performa larut 100 %, waktu, volume serta frekuensi fertigasi serta tipe media
yang dipakai (Gunawan, 2008).
Terdapat
beberapa faktor penting dalam menentukan formula nutrisi hidroponik diantaranya
adalah : Memakai garam yang mudah larut dalam air; Meminimalisir kandungan
sodium, khlorida, amonium serta nitrogen organik unsur unsur yang tak diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman dan Memakai komposisi garam yang tak bersifat antagonis
satu dengan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar