Cara Menanam Kangkung Yang Benar – Kangkung (Ipomoea sp.) bisa ditanam di dataran rendah
serta dataran tinggi. Kangkung adalah tipe tanaman sayuran daun, tergolong ke
dalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau
keputih-putihan adalah sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh,
kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
- Kangkung darat, nasib di tempat yang kering alias tegalan, dan
- Kangkung air, nasib ditempat yang berair serta basah.
Kangkung darat bisa diperbanyak
dengan biji. Untuk luasan satu hektar dibutuhkan benih kurang lebih 10 kg.
Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra alias varietas lokal yang
memiliki daya penyesuaian lebih baik dibanding varietas lain. Lahan terlebih
dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, seusai itu dibangun bedengan
membujur dari Barat ke Timur supaya memperoleh cahaya penuh. Lebar bedengan
sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm serta panjang sesuai kondisi lahan, untuk
memudahkan pemeliharaan sebaiknya panjang bedengan kurang 15 m. Jarak antar
bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) perbuat pengapuran dengan kapur
kalsit alias dolomit untuk menaikkan derajat keasaman tanah dosis 1,5 t/ ha,
pengapuran dilakukan sebelum penanaman, yaitu 2-4 minggu sebelum tanam.
Pupuk organik (sebaiknya kotoran
ayam yang sudah difermentasi) diberikan tiga hari sebelum tanam dengan dosis 4
kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik berupa Urea 15 gr/m2 pada
umur 10 hari seusai tanam. Supaya pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea
diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan dengan cara larikan di samping
barisan tanaman, apabila butuh tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada
umur 1 serta 2 minggu seusai tanam. Biji kangkung darat ditanam di bedengan
yang sudah dipersiapkan. Buat celah tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap celah
tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan dengan cara zigzag
alias system garitan (baris).
Pemeliharaan yang butuh diperhatikan
adalah ketersediaan air, bila tak turun hujan wajib dilakukan penyiraman.
Faktor lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman tetap muda serta menjaga
tanaman dari serangan hama serta penyakit. Hama yang menyerang tanaman kangkung
antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) serta
Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang
dikarenakan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan tipe
pestisida yang aman mudah terurai semacam pestisida biologi, pestisida nabati
alias pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut wajib
dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, tutorial
aplikasi, interval serta waktu aplikasinya. Panen dilakukan seusai berusia + 25
hari seusai tanam, dengan tutorial mencabut tanaman hingga akarnya alias
memotong dibagian pangkal tanaman kurang lebih 2 cm di atas permukaan tanah.
Pasca panen khususnya diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan
tutorial menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh alias merendamkan
tahap akar dalam air serta pengiriman produk ketempat tujuan secepatnya.[tk]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar